Cerita Dewasa - Tante Sosialita

Vipbandarq - Kehidupan di kota besar memang sangat keras, hingga apapun akan dilakukan demi mencukupi kebutuhan hidup. Banyak orang melakukan dengan cara hal yang salah, tapi kalau cerita sex ku ini cara mencari uang dengan cara mendapatkan kenikmatan tapi juga mendapatkan uang banyak, enak kan ?? hehe..

http://vipbandarq.com/?ref=sphinx88






Namaku Ferdinan, saat ini umurku 25 tahun, aku memiliki postur tubuh yang sangat ideal dimata perempuan, karena aku di kampus sebagai tim basket utama di kampusku. Aku kuliah disalah satu universitas terkemuka di Jakarta. Dengan face wajahku yang menarik dan ditunjang dengan badanku yang atletis membuat aku banyak digemari wanita-wanita dikampus. Aku mempunyai tinggi 175cm, dengan berat badanku yang seimbang 60kg. Pergaulanku dikalangan kampus juga bisa dibilang cukup luas, akrena aku orangnya simple, ramah dan mudah bergaul dengan siapapun, tapi kalau masalah ekonomi memang aku dan keluargaku kurang begitu mampu. Sampai sampai aku harus melakukan semua ini.
Cerita sex ku kali ini ketika aku mulai dengan sifat buruk ku. Aku sering keluar malam, nognkrong sampai pagi, bahkan aku sampai dikeluarkan dari team basketku. Kehidupan dalam sekejap berubahsemenjak aku mengenal Tante Mira. Aku mengenal Tante Mira ini ketika aku mulai nongkrong di sebuah club malam. Malam itu kalau gak salah hari rabu, aku sedang sendirian nongkrong di club, karena aku suntuk dirumah dengan keadaan yang tidak enak. Ayah ibuku selalu bertengkar, dan membuat aku tidakbetah dirumah. Saat aku sedang nongkrong sambil dengerin music club dan sambil browsing cerita-cerita Sex sebagai hiburan. Setelah aku merasa cukup baca situs tentang cerita Sex aku kemudian tengak-tengok mencari hiburan, barang kali ada cewek cantik. Saat aku menengok kebelakang, aku melihat segerombolan wanita setengah baya dan bisa dibilang Tane-Tante sedang berkumpul. Ternyata saat akun melihat tante-tante tersebut salah satu dari mereka melihatku, aku pun memalingkan wajahku.
Tak berapa lama setelah aku memalingkan wajahku tak melihat segerombolan tante-tante tersebut, Tiba-tiba aku dihampiri oleh seorang wanita.
“Haaiii” suara wanita itu
“Haaiii, nyari siapa ya” jawabku
“gak nyari siapa-siapa kok, nyari kamu aja”jawab tante itu sambil tersenyum
Saat aku melihat tante tersebut, pemandangan yang sangat indah terpampang diwajahku. Aku melihat wanita setengah baya kira-kira umurnya 45 tahunan tapi berpakaian sangat seksi. Malam itu tante tersebut memakai gaun pendek diatas lutut berwarna merah sangat minim sekali pakaiannya. Meski wajahnya sudah gak muda lagi tapi wajahnya masih terlihat cantik sekali, Terpampang jelas buah dadanya yang sangat besar kutafsir sekitar 38B, Wooow mantap banget. Sekejap aku dibuat bengong melihat tubuh dan wajah tante ini.
“Heeeh kok bengong lihat apa” Tanya tante
“Eeeehhh…gak liat apa-apa kok tante” jawabku dengan agak tergagap
“Perkenalkan namaku Mira” ucap tante sambil menjulurkan tangannya
“Aku Ferdinan tante, ada yang bisa aku bantu tante” jawabku sambil berjabat tangan dan tersenyum
“Ooohh…Gak ada kok, aku hanya ingin berkenalan denganmu, dari kejauhan sosok kamu kayaknya menarik, tapi setelah berada didepanmu ternyata kamu lebih menarik” jawab tante Mira sambil tersenyum
“Aaaahhh…Tante bisa aja, aku biasa aja kok Tant” jawabku dengan malu
“Daripada kamu disini sendirian mending gabung aja sama tante dan kawan-kawan tante disana, gimana”??? ajak tante Mira
“Aaaahhh..Gak aahh Tante, aku malu” jawabku
“Ngapain malu, biasa aja kali Fer” ucap tante Mira
Tanpa menunggu aku menjawab tante Mira langsung menggeret tanganku dan mengajak aku kemeja dimana tempat dia duduk bersama teman-temannya tadi. Dikenalkanlah aku dengan teman-temannya. Ternyata setelah samapi meja itu semua tante disini sangat cantik sekali, aku mengira tante-tante disini ini seumuran semuanya, kelihatan dari wajahnya. Kemudian aku diperkenalkan satu persatu dengan teman-teman tante Mira. Friska, tante cantik yang memakai kemeja putih strit, dengan rok putih satu kilak diatas lutut, sungguh menggoda. Anita, tante cantik yang memakai baju dres pendek warna pink, dengan lipstick pink yang sangat menarik menghiasi wajahnya. Vita, tante cantik yang memakai gaun pendek berwarna cream, sangat minim sekali pakaiannya. Dan yang terakhir adalah Syntia, tante ini penampilannya juga gak kalah menarik dengan yang lain, dengan dres mini berwarna biru dongkar sangat indah menghiasi tubunya.
Tante-tante ini sekilas memliki tubuh yang sama, dengan tinggi sekitar 167cm, berat badannya sekitar 60kg dan yang pasti semuanya sangat cantik-cantik dan seksi-seksi. Setelah perkenalan dilanjutnya dengan mengobrol bersama tante-tante ini.
“kamu kuliah atau kerja Fer” Tanya tante Friska
“Kuliah Tante, di universitas *****” jawabku
“kamu pasti banyak disukai wanita dikampusmu ya Fer, kamu ganteng sekali” ucap tante Syntia
“Aaahhhh…Enggak tante, biasa aja kok,bahkan gak ada yang suka tante, karena sekarang aku jomblo tante” jawabku sambil tersenyum malu
Setelah lama berbincang panjang lebar akhirnya diselapun obrolan oleh Tante Mira.
“Kamu gak ada acara kan Fer” Tanya tante Mira
“Gak ada kok tante” jawabku
“Yaudah anterin tante yuuk, tante mau kesebuah tempat” ucap tante Mira.Cerita Sex Terbaru
Dengan tanpa aku menjawab kemudian tante Mira pun langsung menarik tanganku hingga aku berdiri dan Tante Mira berpamitan dengan teman-temannya. Teman-temanya pun gak terima karena semena-mena aku langung diajak oleh tante Mira, sejenak menjadi ricuh mejau tante-tante itu. Sambil membelakangi tante-tante tersebut aku mendengar tante Mira berkata kepada teman-temanya, aku duluan ya, besok kalian-kalian kalau mau juga bisa kok, aku cobanya dulu. Aku sangat kaget sekali dengan perkataan tante Mira kepada teman-temannya. Lantas aku dan tante Mira menuju parkiran mobil. Disuruhnya aku menyetirnya. Dalam perjalanan kita (aku dan tante Mira) saling ngobrol banyak dan panjang lebar. Sambil menyetir tante Mira menanyaiku.
“kamu udah punya kekasih belum Fer”
“belum tante, kan tadi didalam aku juga sudah ngomong tante” jawabku sambil tersenyum
“kamu mau gak jadi Pacar tante Fer” Tanya tante Mira.
Aku sangat kaget sekali dengan pertanyaan tante Mira, bertemu baru sekejap, dia sudah minta aku untuk jadi pacarnya.
“tante gak bercanda ya, kan kita baru ketemu tadi, masak iyha tante minta aku untuk jadi pacar tante” jawabku.
“Tante Gak bercanda Fer, Tante serius, kamu mau gak Fer, nanti tante kasih semua yang Ferdinan mau deeh” ucap tante Mira
“Emang suami tante dimana, kalau ketahuan suami tante aku bisa dibunuh” tanyaku
“Tenang aja Fer, suami tante gak pernah dirumah kok, dia selalu sibuk berlayar, dia kalau pulang 6 bulan sekali kok, jadi ferdinan tenang aja ya” jawab tante Mira
“Iyha deeh tante, aku mau tante, tapi tante harus jamin kalau aku aman ya” pintaku
“Iyha fer, aku jamin kamu aman tenang aja deeh pokoknya” jawab tante sambil mencium pipiku
Sambil menyetir dengan senang hati, akhirnya aku diajak disebuah apartemen mewah milik Tante Mira, lalu kita masuk apartemen yang ada dilantai 8 itu, kitapun lantas masuk kamar. Malam itu jam menunjukan pukul setengah 1 malam. Sesampai dikamar tante langsung membuka semua bajunya dengan tanpa rasa malu, dia berkata “Tunggu sebentar ya sayang tante mandi dulu”. Saat aku lihat tubuh bugil tante Mira penisku langsung terasa keras. Aku melihat sebuah gundukan kembar milik tante Mira sangat besar sekali, tapi heranku gundukan kembar tante Mira masih lumayan kenceng, vaginanya sangat cantik sekali, terihat bulu-bulu halus menghiasi vagina tante Mira yang terjepit selakangannya. Tubuhnya sangat putih sekali, aduhai sekali body nya, birahiku langsung meningkat.
Sambil menunggu tante Mira selesai mandi aku melepas kaosku dan celana panjangku dan sekarang aku hanya memakai boxser saja, terpampang bulu-bulu dadku, menjulur sampai keperut yang menjurus ke panisku. Kunyalaknlah sebuah DVD music barat. Gemricik air showeer tak kunjung berhenti Lama aku menuggu tante Mira selesai mandi akhirnya aku menghampiri tante Mira dikamar mandi. Aku melihat tante Mira sedang mengelus-elus vaginanya, seperti dia sedang membersihkan vaginanya. Tanpa menunggu lama lagi, karena penisku sudah tegang banget, aku langsung menuju tante Mira yang sedang berdiri. Langsung kubalikkan badannya, dan akupun langsung melumat bibir seksi tante Mira. “Aaaahhh kamu gak sabar ya saying” ucap tante Mira. Tanpa menjawab aku langsung melumat lagi bibir tante Mira, dan tante pun meresponya dengan cepat, dan akhirnya kita saling berpagutan.
Tante Mira meladeni permainan lidahku didalam mulutnya, sesekali tante Mira menggit lidahku dengan pelan. Setelah beberapa menit kita berpagutan aku mulai menciumi bagian wajah tante Mira, kuciumi dari leher, belakang telinga, sambil meremas kedua payudaranya yang sanagt besar. Sesekali terdengar desahan dari Tante Mira “Aaaahhhh….Feeerrr….Aaaahhhh…”, aku terus melakukan gerilya mulutku sembari seseklai aku mencokot putting tante Mira. Desahan desahan terus keluar dari mulut tante Mira. Dengan ganasnya tante nira kemudian menari kepalaku dan dibukalah boxer ku yang masih terpakai dan sudah basah.
Keluarlah penis besarku, panjangnya sekitar 19cm dan bediameter 5cm. “Besar sekali burung kamu Fer, pasti nikmat niiih” ucap tante Mira seketika. Tanpa aku membalas langsung dikulumlah batang penisku, “Aaaaahhhh….Tante..Nikmat…” desahku. Tante dengan ganasnya mengulum penisku, terasa sangat nikat sekali kuluman tante Mira “pruuut…pruuut…pruuuttt..” suara gesekan bibir tante Mira dengan penisku yang ercampur denga air liur tante Mira, semakin lama kuluman tante Mira semakin cepat. Aku terus mengerang kenikmatan “Aaaarrggghhhh….Tanteeeeee…” sambil terus mengerang kenikmatan aku sambil meremas-remas payudara tante Mira, besar sekali, telapak tanganku tak cukup untuk mencakup habis payudara tante Mira.
Setelah kira-kira 15 menit tante Mira mengulum penisku, sekarang tante Mira menciumi putingku sembari mengock-ngocok penisku akupun mengerang “Arrrrgggghhhh….Tanteeeee…Aaaarrggghhh….”, tapi aku masih kuat, aku belum merasakan kalu aku akan orgasme, tapi dalam posisi ini kalau diterusin, lama-lama aku pasti akan orgasme. Lalu kutariklah kedua tangan tante Mira, aku membopongnya dan sekarang kita berada di atas ranjang. Aku rebahkan tubuh tante Mira, aku buka selakanganya lebar-lebar, aku mengelus-elus vagina tante Mira, sungguh sangat indah sekali vagina tante Mira, putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus terawat, dan klitorisnya sangat besar sekali. Tak memakai lama aku langsung melumat klitoris tante Mira “Aaarrrggg…Feeerrr….Nikmaaatttt…Sekali…Teruuuusss…Feeer” erang tante Mira sambil memegang kepalaku. Tanpa mempedulikan erangan tante Mira aku terus melumat klitoris tante Mira, sambil tanganku mengocok-ngocok memek tante Mira.Cerita Sex Terbaru
Aku terus melumat habis vagina tante Mira “Slruuuupuuut…Slruuuupuuut….Slruuupuut…” bunyi jilatanku ke memek tante Mira. Terasa gak asin rasanya, aku cuek saja. Aku terus menjilati seluruh vagina tante Mira, desahan erangan kenikmatan terus keluar dari mulut tante Mira. Kali ini aku memasukkan jari tengahku dan kukocoklah memek tante Mira sambil sekarang aku melumat puting tante Mira, tak berapa lama aku mengocok memek tante Mira “Aaahhhhh….Aaaahhhh…Feeeeeerrrr…Tanteeeee…Mau keluaaaaarrrr…..” aku menyeptkan kocokanku, dan akhirnya “Aaaaahhhhhhh” tante Mira akhirnya keluar, terasa cairan keluar dari memeknya. setelah tante Mira orgasme untuk yang pertama kali, tante menidurkanku, kemudian ditindihlah badanku, dipegangnya penisku dan diarahkannya masuk ke dalam memeknya. Dan seketika “Bleeeeeeeeesssssssss” masuklah semua penisku kedalam memek tante Mira.
Dengan sangat binalnya tante Mira menggenjotku dengan diringi dengan desahan desahan yang tak kunjung henti dari mulut tante Mira. “Aaaaahhhh….kamu kuat banget Feerrr” celoteh tante Mira. Aku diam saja, sambil membantu tante Mira, aku memegang pinggangnya dan menyodokkan penisku. Semakin lama semakin cepat tak terkira “Plooookk…Ploook…ploook…” suara benturan tubuh kita. Setalh kira-kira 15 menit tante Mira menggenjotku, aku merasa bosan lalu aku berganti gaya. Aku memiringkan tubuh tante Mira dan kumasukkan lagi penisku, denga posisi seperti ini penisku terasa sangat tercepit. Sekarang gentian aku yang memompa tante Mira, “Aaaahhhh…Aaaahhhh…Lebih…kenceng…lagi…sayang..” pinta tante Mira sambil mendesah. Aku pun mempercepat gerakanku, kupompa dengan penuh nafsu, Desahan terus saja keluar tanpa henti, wajah tante Mira sangat menikmatinya.
Baca JUga Cerita Seks Tukeran Pasangan
Setelah sekitar 15 menit aku memompa tante Mira denga gaya memiringkan badanya, terasa darahku mendesir sampai ubun-ubun, tanda aku akan orgasme. “Aaaahhhh….Tanteeee…Akkuuuu…Mau keluaaaarrrr….” Erangku. Dengan sekejap aku mencabut penis besarku dan “Crooooot…Croooottt..Crooootthh….Crrooooottttthhh….” kusemprotkan spermaku ke wajah tante Mira, banyak sekali sperma ku menyemprot sampai sampai muncrat di payudara tante. Seluruh tubuh tante berceceran spermaku. Kemudian dipeganglah penisku dan dikulumlah oleh tante Mira. “Aaaaahhhhhh….” Aku masih sesekali mendesah saat penisku dikulum tante Mira. Tante Mira membersihkan seluruh sperma yang ada di penisku dan menelannya. “I Love You Tante” ucapku, dan lantas aku mencium bibir tante Mira dan aku terkulai lemas disamping tante mira.
Kemudian aku mengajak tate Mira ke kamar mandi untuk membersihkan sperma yang berkececeran di seluruh tubuh tante Mira. Kita berdua mandi bersama. Setelah selesai mandi kita pun langsung tidur karena sudah kecapek’an. Akhirya aku dan tante Mira tidur sambil telanjang sambil berselimutan. Paginya jam 10 pagi kita baru terbangun, baru saja terbangun penisku sudah tegang lagi. Dipegangnya penisku oleh tante Mira, kita kembali lagi berhubungan Sex, sampai siang hari setelah akhirnya tante Mira mengajakku untuk keluar dan memberiku sebuah amplop yang berisi uang sangat banyak.
Kita keluar untuk bertemu dengan teman-temanya, dan ternyata setelah hari itu aku menjadi giliran sebagai pemuas nafsu tante-tante cantik ini dengan imbalan amplop yang berisi uang banyak karena aku sudah memuaskan tante-tante cantik ini. Sampai suatu malam aku menjadi bahan arisan berondong oleh kelima tante ini, tante Mira, Tante Friska, Tante Anita, Tante Vita dan Tante Syntia. Sungguh nikmat sekali hidupku ini, sudah mendapatkan kenikamatn dari kelima tante ini, aku juga mendapatkan uang banyak dan kehidupan yang terjamin oleh kelima tante ini.
    

Cerita Sex - Kakak Dan Adik

Vipbandarq - Erma adalah gadis yang cantik dengan tubuh yang seksi dan kulit yang putih serta mulus, pacarku ini
walaupun payudaranya tidak terlalu besar tetapi cukup membuat aku nafsu dan menikmatinya, jujur saja
aku belum pernah melakukan hubungan badan dengannya , mungkin saja jika kita sama hornynya kita
melakukan oral sex.


http://vipbandarq.com/?ref=sphinx88

 
Erma di rumah mempunyai saudara yang mana keduanya wanita semua sama juga dengan Erma sama cantiknya,
adek yang pertama namanya Dina dia juga sama mempunyai payudara yang sedang sedang saja, tapi lebih
besar dari Erma, disamping aku mengapeli Erma aku juga sering melihat Dina dengan payudaranya yang
melonjak lonjak.
Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 2 SMP. Namanya Agnes. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya
berwarna sawo matang. Tubuhnya semampai seperti seorang model cat walk. Payudaranya baru tumbuh.
Sehingga kalau memakai baju yang ketat, hanya terlihat tonjolan kecil dengan puting yang mencuat.
Walaupun begitu, gerak-geriknya sangat sensual.
Pada suatu hari, saat di rumah Erma sedang tidak ada orang, aku datang ke rumahnya. Wah, pikiranku
langsung terbang ke mana-mana. Apalagi Erma mengenakan daster dengan potongan dada yang rendah
berwarna hijau muda sehingga terlihat kontras dengan kulitnya.
Kebetulan saat itu aku membawa VCD yang baru saja kubeli. Maksudku ingin kutonton berdua dengan Erma.
Baru saja hendak kupencet tombol play, tiba-tiba Erma menyodorkan sebuah VCD porno.
“Hei, dapat darimana sayang?” tanyaku sedikit terkejut.
“Dari teman. Tadi dia titip ke Erma karena takut ketahuan ibunya”, katanya sambil duduk di pangkuanku.
“Nonton ini aja ya sayang. Erma kan belum pernah nonton yang kayak gini, ya?” pintanya sedikit
memaksa.
“Oke, terserah kamu”, jawabku sambil menyalakan TV.
Beberapa menit kemudian, kami terpaku pada adegan panas demi adegan panas yang ditampilkan. Tanpa
terasa penisku mengeras. Menusuk-nusuk pantat Erma yang duduk di pangkuanku. Erma pun memandang ke
arahku sambil tersenyum. Rupanya dia juga merasakan.
“Ehm, kamu udah terangsang ya sayang?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum telingaku.
Aku hanya bisa tersenyum kegelian. Lalu tanpa basa-basi kuraih bibirnya yang merah dan langsung
kucium, kujilat dengan penuh nafsu. Jari-jemari Erma yang mungil mengelus-elus penisku yang semakin
mengeras. Lalu beberapa saat kemudian,
Tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat. Segera saja Erma kugendong menuju kamarnya. Di
kamarnya yang nyaman kami mulai melakukan foreplay. Kuremas payudaranya yang kiri. Sedangkan yang
kanan kukulum putingnya yang mengeras. Kurasakan payudaranya semakin mengeras dan kenyal.
Kuganti posisi. Sekarang lidahku liar menjilati vaginanya yang basah. Kuraih klitorisnya, dan kugigit
dengan lembut.
“Aahh… ahh… sa.. sayang, Erma udah nggak kuat… emh… ahh… Erma udah mau keluar… aackh… ahh… ahh!”
Kurasakan ada cairan hangat yang membasahi mukaku. Setelah itu, kudekatkan penisku ke arah mulutnya.
Tangan Erma meremas batangku sambil mengocoknya dengan perlahan, sedangkan lidahnya memainkan buah
pelirku sambil sesekali mengulumnya.
Setelah puas bermain dengan buah pelirku, Erma mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Mulutnya
yang mungil tidak muat saat penisku masuk seluruhnya. Tapi kuakui sedotannya memang nikmat sekali.
Sambil terus mengulum dan mengocok batang penisku, Erma memainkan puting susuku. Sehingga membuatku
hampir ejakulasi di mulutnya. Untung masih dapat kutahan. Aku tidak mau keluar dulu sebelum merasakan
penisku masuk ke dalam vaginanya yang masih perawan itu.
Saat sedang hot-hotnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku dan Erma terkejut bukan main. Ternyata yang
datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget.
“Kak Erma, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan Mama?” teriak Agnes.
Sedangkan Dina hanya menunduk malu.
Aku dan Erma saling berpandangan. Kemudian aku bergerak mendekati Agnes. Melihatku yang telanjang
bulat dengan penis yang berdiri tegak, membuat Agnes berteriak tertahan sambil menutup matanya.
“Iih… Kakak!” jeritnya. “Itunya berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk penisku.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata,
“Agnes, Kakak sama Kak Erma kan nggak ngapa-ngapain. Kita kan lagi pacaran. Yang namanya orang pacaran
ya… kayak begini ini. Nanti kalo Agnes dapet pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga. Agnes udah
bisa apa belum?” tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus.
Agnes menggeleng perlahan.
“Mau nggak Kakak ajarin?” tanyaku lagi.
Kali ini sambil meremas pantatnya yang padat.
“Mmh, Agnes malu ah Kak”, desahnya.
“Kenapa musti malu? Agnes suka nggak sama Kakak?” kataku sambil menciumi belakang lehernya yang
ditumbuhi rambut halus.
“Ahh, i.. iya. Agnes udah lama suka ama Kakak. Tapinya nggak enak sama Kak Erma”, jawabnya sambil
memejamkan mata.
Tampaknya Agnes menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Agnes, aku beralih ke
Dina.
“Kalo Dina gimana? Suka nggak ama Kakak?” Dina mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.
“Ya udah. Kalo gitu tunggu apa lagi”, kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.
Dina duduk di pinggiran tempat tidur sambil kusuruh untuk mengulum penisku. Pertamanya sih dia nggak
mau, tapi setelah kurayu sambil kuraba payudaranya yang besar itu, Dina mau juga. Bahkan setelah
beberapa kali memasukkan penisku ke dalam mulutnya, Dina tampaknya sangat menikmati tugasnya itu.
Sementara Dina sedang memainkan penisku, aku mulai merayu Agnes.
“Agnes, bajunya Kakak buka ya?” pintaku sedikit memaksa sambil mulai membuka kancing baju sekolahnya.
Lalu kulanjutkan dengan membuka roknya. Ketika roknya jatuh ke lantai, terlihat CD-nya sudah mulai
basah. Segera saja kulumat bibirnya dengan bibirku. Lidahku bergerak-gerak menjilati lidahnya. Agnes
pun kemudian melakukan hal yang sama. Sambil tetap menciumi bibirnya, tanganku bermaksud membuka BH-
nya. Tapi segera ditepiskannya tanganku.
“Jangan Kak, malu. Dada Agnes kan kecil”, katanya sambil menutupi dadanya dengan tangannya.
Dengan tersenyum kuajak dia menuju ke kaca yang ada di meja rias. Kusuruh dia berkaca. Sementara aku
ada di belakangnya.
“Dibuka dulu ya!” kataku membuka kancing BH-nya sambil menciumi lehernya.
Setelah BH-nya kujatuhkan ke lantai, payudaranya kuremas perlahan sambil memainkan putingnya yang
berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.
“Nah, kamu lihat sendiri kan. Biar dada kamu kecil, tapi kan bentuknya bagus. Lagian kamu kan emang
masih kecil, wajar aja kalo dada kamu kecil. Nanti kalo udah gede, dada kamu pasti ikutan gede juga”,
kataku sambil mengusapkan penisku ke belahan pantatnya.
Agnes mendesah keenakan. Kepalanya bersandar ke dadaku. Tangannya terkulai lemas. Hanya nafasnya saja
yang kudengar makin memburu. Segera kugendong dia menuju ke tempat tidur. Kutidurkan dan kupelorotkan
CD-nya.
Bulu kemaluannya masih sangat jarang. Menyerupai bulu halus yang tumbuh di tangannya. Kulebarkan
kakinya agar mudah menuju ke vaginanya. Kucium dengan lembut sambil sesekali kujilat klitorisnya.
Sementara Dina kusuruh untuk meremas-remas payudaranya adiknya itu.
“Aahh… ach… ge… geli Kak. Tapi nikmat sekali, aahh terus Kak. Jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.”
Setelah puas dengan vagina Agnes. Aku menarik Dina menjauh sedikit dari tempat tidur. Erma kusuruh
meneruskan. Lalu dengan gaya 69, Erma menyuruh Agnes menjilati vaginanya. Sementara itu, aku mulai
mencumbu Dina. Kubuka kaos ketatnya dengan terburu-buru. Lalu segera kubuka BH-nya. Sehingga
payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan mukaku.
“Wow, tete kamu bagus banget. Apalagi putingnya, merah banget kayak permen”, godaku sambil meremas-
remas payudaranya dan mengulum putingnya yang besar.
Sedangkan Dina hanya tersenyum malu.
“Ahh, ah Kakak, bisa aja”, katanya sambil tangan kirinya mengelus kepalaku dan tangan kanannya
berusaha manjangkau penisku.
Melihat dia kesulitan, segera kudekatkan penisku dan kutekan-tekankan ke vaginanya. Sambil mendesah
keenakan, tangannya mengocok penisku. Karena kurasakan air maniku hampir saja muncrat, segera
kuhentikan kocokannya yang benar-benar nikmat itu. Harus kuakui, kocokannya lebih nikmat daripada
Erma.
Setelah menenangkan diri agar air maniku tidak keluar dulu, aku mulai melorotkan CD-nya yang sudah
basah kuyup. Begitu terbuka, terlihat bulu kemaluannya lebat sekali, walaupun tidak selebat Erma,
sehingga membuatku sedikit kesulitan melihat vaginanya.
Setelah kusibakkan, baru terlihat vaginanya yang berair. Kusuruh Dina mengangkang lebih lebar lagi
agar memudahkanku menjilat vaginanya. Kujilat dan kuciumi vaginanya. Kepalaku dijepit oleh kedua
pahanya yang putih mulus dan padat. Nyaman sekali pikirku.
“aahh, Kak… Dina mau pipiss…” erangnya sambil meremas pundakku.
“Keluarin aja. Jangan ditahan”, kataku.
Baru selesai ngomong, dari vaginanya terpancar air yang lumayan banyak. Bahkan penisku sempat terguyur
oleh pipisnya. Wah nikmat sekali jeritku dalam hati. Hangat. Setelah selesai, kuajak Dina kembali ke
tempat tidur.
Kulihat Erma dan Agnes sedang asyik berciuman sambil tangan keduanya memainkan vaginanya masing-
masing. Sementara di sprei terlihat ada banyak cairan. Rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi. Karena
Erma adalah pacarku, maka ia yang dapat kesempatan pertama untuk merasakan penisku. Kusuruh Erma
nungging.
“Sayang, Erma udah lama nunggu saat-saat ini”, katanya sambil mengambil posisi nungging.
Setelah sebelumnya sempat mencium bibirku dan kemudian mengecup penisku dengan mesra. Tanpa berlama-
lama lagi, kuarahkan penisku ke vaginanya yang sedikit membuka. Lalu mulai kumasukkan sedikit demi
sedikit. Vaginanya masih sangat sempit. Tapi tetap kupaksakan. Dengan hentakan, kutekan penisku agar
lebih masuk ke dalam.
“Aachk! Sayang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Erma mengerang tetapi aku tak peduli.
Penisku terus kuhunjamkan. Sehingga akhirnya penisku seluruhnya masuk ke dalam vaginanya.
Kuistirahatkan penisku sebentar. Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut. Membuatku ingin beraksi lagi.
Kumulai lagi kocokan penisku di dalam vaginanya yang basah sehingga memudahkan penisku untuk bergerak.
Kutarik penisku dengan perlahan-lahan membuatnya menggeliat dalam kenikmatan yang belum pernah dia
rasakan sebelumnya.
Makin kupercepat kocokanku. Tiba-tiba tubuh Erma menggeliat dengan liar dan mengerang dengan keras.
Kemudian tubuhnya kembali melemas dengan nafas yang memburu. Kurasakan penisku bagai disemprot oleh
air hangat. Rupanya Erma sudah ejakulasi.
Kucabut penisku dari vaginanya. Terlihat ada cairan yang menetes dari vaginanya.
“Kok ada darahnya sayang?” tanya Erma terkejut ketika melihat ke vaginanya.
“Kan baru pertama kali”, balas Erma mesra.
“Udah, nggak apa-apa. Yang penting nikmat kan sayang?” kataku menenangkannya sambil mengeluskan
penisku ke mulut Dina.
Erma cuma tersenyum dan setelah kucium bibirnya, aku pindah ke Dina. Sambil mengambil posisi
mengangkang di atasnya, kudekatkan penisku ke mulutnya. Kusuruh mengulum sebentar. Lalu kuletakkan
penisku di antara belahan payudaranya.
Kemudian kudekatkan kedua payudaranya sehingga menjepit penisku. Begitu penisku terjepit oleh
payudaranya, kurasakan kehangatan.
“Ooh… Dina, hangat sekali. Seperti vagina”, kataku sambil memaju-mundurkan pinggulku.
Dina tertawa kegelian. Tapi sebentar kemudian yang terdengar dari mulutnya hanyalah desahan
kenikmatan. Setelah beberapa saat mengocok penisku dengan payudaranya, kutarik penisku dan kuarahkan
ke mulut bawahnya.
“Dimasukin sekarang ya?” kataku sambil mengusapkan penisku ke bibir kewanitaannya.
Kusuruh Dina lebih mengangkang. Kupegang penisku dan kemudian kumasukkan ke dalam kewanitaannya.
Dibanding Erma, vagina Dina lebih mudah dimasuki karena lebih lebar. Kedua jarinya membuka
kewanitaannya agar lebih gampang dimasuki.
Sama seperti kakaknya, Dina sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya.
Kenikmatan hubungan seks yang belum pernah dia rasakan mengalahkan perasaan apapun yang dia rasakan
saat itu.
Kupercepat kocokanku.
“Aahh… aahh… aacchk… Kak terus Kak… ahh… ahh… mmh… aahh… Dina udah mau ke… keluar.”
Mendengar itu, semakin dalam kutanamkan penisku dan semakin kupercepat kocokanku.
“Aahh… Kak… Dina keluar! mmh… aahh… ahh…” Segera kucabut penisku.
Dan kemudian dari bibir kemaluannya mengalir cairan yang sangat banyak.
“Dina, nikmat khan?” tanyaku sambil menyuruh Agnes mendekat.
“Enak sekali Kak. Dina belum pernah ngerasain yang kayak gitu. Boleh kan Dina ngerasain lagi?”
tanyanya dengan mata yang sayu dan senyum yang tersungging di bibirnya.
Aku mengangguk. Dengan gerakan lamban, Dina pindah mendekati Erma. Yang kemudian disambut dengan
ciuman mesra oleh Erma.
“Nah, sekarang giliran kamu”, kataku sambil merangkul pundak Agnes.
Kemudian, untuk merangsangnya kembali, kurendahkan tubuhku dan kumainkan payudaranya. Bisa kudengar
jantungnya berdegup dengan keras.
“Agnes jangan tegang ya. Rileks aja”, bujukku sambil membelai-belai vaginanya yang mulai basah.
Agnes cuma mengangguk lemah. Kubaringkan tubuhku. Kubimbing Agnes agar duduk di atasku. Setelah itu
kuminta mendekatkan vaginanya ke mulutku. Setelah dekat, segera kucium dan kujilati dengan penuh
nafsu. Kusuruh tangannya mengocok penisku.
Beberapa saat kemudian,
“Kak… aahh… ada yang… mau… keluar dari memiaw Agnes… aahh… ahh”, erangnya sambil menggeliat-geliat.
“Jangan ditahan Agnes. Keluarin aja”, kataku sambil meringis kesakitan.
Soalnya tangannya meremas penisku keras sekali. Baru saja aku selesai ngomong, vaginanya mengalir
cairan hangat.
“Aahh… aachk… nikmat sekali Kak… nikmat…” jerit Agnes dengan tangan meremas-remas payudaranya sendiri.
Setelah kujilati vaginanya, kusuruh dia jongkok di atas penisku. Begitu jongkok, kuangkat pinggulku
sehingga kepala penisku menempel dengan bibir vaginanya. Kubuka vaginanya dengan jari-jariku, dan
kusuruh dia turun sedikit-sedikit.
Vaginanya sempit sekali. Maklum, masih anak-anak. Penisku mulai masuk sedikit-sedikit. Agnes mengerang
menahan sakit. Kulihat darah mengalir sedikit dari vaginanya. Rupanya selaput daranya sudah berhasil
kutembus.
Setelah setengah dari penisku masuk, kutekan pinggulnya dengan keras sehingga akhirnya penisku masuk
semua ke vaginanya. Hentakan yang cukup keras tadi membuat Agnes menjerit kesakitan. Untuk mengurangi
rasa sakitnya, kuraba payudaranya dan kuremas-remas dengan lembut.
Setelah Agnes merasa nikmat, baru kuteruskan mengocok vaginanya. Lama-kelamaan Agnes mulai menikmati
kocokanku. Kunaik-turunkan tubuhnya sehingga penisku makin dalam menghunjam ke dalam vaginanya yang
semakin basah. Kubimbing tubuhnya agar naik turun.
“Aahh… aahh… aachk… Kak… Agnes… mau keluar… lagi”, katanya sambil terengah-engah.
Selesai berbicara, penisku kembali disiram dengan cairan hangat. Bahkan lebih hangat dari kedua
kakaknya.
Begitu selesai ejakulasi, Agnes terkulai lemas dan memelukku. Kuangkat wajahnya, kubelai rambutnya dan
kulumat bibirnya dengan mesra. Setelah kududukkan Agnes di sebelahku, kupanggil kedua kakaknya agar
mendekat. 
Kemudian aku berdiri dan mendekatkan penisku ke muka mereka bertiga. Kukocok penisku dengan tanganku.
Aku sudah tidak tahan lagi. Mereka secara bergantian mengulum penisku. Membantuku mengeluarkan air
mani yang sejak tadi kutahan. Makin lama semakin cepat. Dan akhirnya,
crooottt… croott… creet… creet! Air maniku memancar banyak sekali.
Membasahi wajah kakak beradik itu. Kukocok penisku lebih cepat lagi agar keluar lebih banyak. Setelah
air maniku tidak keluar lagi, ketiganya tanpa disuruh menjilati air mani yang masih menetes. Lalu
kemudian menjilati wajah mereka sendiri bergantian.
Setelah selesai, kubaringkan diriku, dan ketiganya kemudian merangkulku. Agnes di kananku, Dina di
samping kiriku, sedangkan Erma tiduran di tubuhku sambil mencium bibirku.
Kami berempat akhirnya tertidur kecapaian. Apalagi aku, sepanjang pengalamanku berhubungan seks, belum
pernah aku merasakan yang senikmat ini. Dengan tiga orang gadis, adik kakak, masih perawan pula
semuanya. That was the best day of my live.
    

Cerita Dewasa - Pembantu Muda Yang Panas

Vipbandarq - Sebulan ini kami kerepotan soalnya yang biasanya membersihkan rumah pulang kampung, aku telepon dia untuk balik lagi kesini katanya sudah tidak bisa karena dia menjaga orang tuanya yang sudah tua di kampungnya, sedikit pusing juga tidak ada pembantu dirumah.

http://vipbandarq.com/?ref=sphinx88


Tapi memang nasib sedang mujur atau beruntung tak lama kemudian satu hari orang tua mendapatkan penggantinya, sebut saja nama Sania dia berasal dari desa Jawa tengah dia tamatan SD wajahnya yang lugu tapi memberi khas wajah desa yang oriental di usianya yang masih 18 tahun wajahnya begitu cantik.
Awalnya istri aku tidak setuju akan pembantu ini karena dia tau kalau suaminya kadang kumat menjelma menjadi buaya darat hehe, tapi dengan segala cara aku meyakinkan istriku dengan berbagai alasan yang masuk akal.
Sudah sebulan Sania menjadi pembantu dirumah aku, dia cukup gesit melakukan semua pekerjaannya dari ngepel, mencuci pakain, membantu memasak dan lain sebagainya, hampir satu minggu ini aku amati terus pekerjaan sungguh teliti dia jika melakukan sesuatunya, tapi lama kelamanaan wajah Sania semakin cantik.
Sehingga aku melihat bodynya yang seksi bibirnya yang sensual, dagunya yang lancip membuat aku betah dirumah, saat itu di bulan Agustus 2015 tepatnya hari Sabtu karena memang di kerjaanku kalau sabtu dan minggu libur aku sengaja unutk bangun ebih awal dari hari sebelumnya, dan istriku kalau hari sabtu belum tentu libur karena dia bekerja di bidang jasa.
Aku putuskan untuk langsung mandi biar fresh aku baru ingat kalau uair PAM di tempat ku ini sudah empat hari ini mati, yang biasanya aku mandi di kamar mandi dalam terpaksa aku mandi di kamar mandi satunya, saat keluar dari kamar aku mendengar suara air yang mengacur siapa lagi kalau bukan Sania, dia sedang mandi di belakang penampungan air PAM.
Kamar mandi ke dua pun aku lihat ternyata belum ada airnya jadi aku terus berjalan menuju dapur untuk mendidihkan air untuk membuat kopi biar segar, karena letak dapur dan penampunga air pam bersebelahan hanya terutup pintu aku iseng aja unutk mengintip Sania yang sedang mandi dan Waooooww tubuhnya bugil telanjang.
Tak disangka dia sedang asyk menyabuni tubuhnya aku lihat payudaranya yang tidak begitu besar tai menantang terlihat putingnya yang coklat masih keras dan kencang membikin rodalku yang di dalam celana langsung menunjukan kejantananya.
Sayangnya karena dia mandinya jongkok, meqinya nggak begitu keliatan bro, selesai mandi doi pakai handuk sambil deg-deg an takut ketahuan Aku keluar dari dapur menuju ruang tamu dan tanpa sepengetahuan doi.
Aku ikutin dari belakang menuju kamarnya, dan Aku intip lagi ohh… ternyata dia punya kebiasaan kalo mo Subuhan gak pake apa-apa cuma jubah luar aja(tau kan maksud Aku) yg nutupin seluruh badannya.
Pagi hari itu juga Aku gak nahan, sambil ngebayangin si Sania, Aku paksa istri Aku ngelayanin sampai 2 kali hahaha …gak kuat bro.
Hari-hari selanjutnya Aku jadi rajin bangun pagi dan walau PAM udah lancar lagi, tp Aku masih bisa ngintip Sania dikamarnya sehabis dia mandi.
Kebiasaan ngintip itu, bikin menambah ngeres otak Aku, dan keinginan mo menyetubuhi Sania makin bertambah besar.
Hari itu mungkin hari Naas bagi Sania, tp hari beruntung buat Aku bro… hari itu hari Minggu pagi buta, Bini Aku sepulang kerja hari sabtu ada acara di kantornya sampai malam, akhirnya bilang nggak pulang ke rumah, dia pulang ke rumah orang tuanya yang nggak begitu jauh dari kantornya.
Kesempatan neh, setan & iblis mulai main-main di otak Aku. seperti biasa, Sania bangun pagi terus langsung mandi, kali ini Aku nggak ngintip dia mandi.
Tapi langsung masuk ke kamarnya, sambil deg-deg an nunggu dia selesai mandi yang ditunggu akhirnya datang juga…(kayak acara di TV ). pas dia lagi buka handuk tanpa bra bre bro lagi dengan tenaga yang dipinjemin setan, Aku langsung peluk dan Aku cium, doi gelagepan dan tentunya kaget bukan kepalang.
“hhp..hppp” Sania berusaha untuk berontak tapi tau sendiri Setan ma Iblis udah nurunin ilmunya ma Aku, jadi doi gak bisa apa2 hehehe, mula-mula Sania Aku ancam, bahwa Aku udah punya photo bugilnya dan akan Aku sebarin ke kampungnya kalo dia nggak mau diem (padahal sih bohong, mana berani Aku moto doi, ketahuan bini berabe hehehe…) dan juga Aku ancam kalo dia gak mo nurut Aku bisa keras ma dia, dan Aku janji kalo dia nurut Aku akan tambah gajinya, akhirnya dengan terpaksa doi Nurut.
“Pak… saya mau diapain”
“sttt diem aja … pokoknya kamu taunya enak..”
“Jangan perkosa saya pak!” kata Sania memelas
“Siapa yang mau perkosa kamu, saya nggak akan perkosa kamu kok…saya cuma pengen cium aja”kata Aku untuk berusaha nenangin dia.
Karena Aku udah yakin Sania gak berontak lagi, mulai bibir Aku yang dari tadi melahap ganas bibirnya, menjelajah kesekitar buah dadanya yang putih mulus dan bagai buah mangga mengkel itu.
Sekitar agak lama juga Aku nyiumin dan menghisap buah dada dan putingnya Sania, sambil tangan Aku membelai belai lembut bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat.
“Pak.. jangan pak… saya belum pernah begini” ujar Sania, walau begitu tubuhnya mulai bereaksi.
“Udah tenang aja gak papa kok…” jari tanganku mulai masuk pelan-pelan di sekitar bibir vaginanya puting susunya bertambah tegang.
“Pakk..jangannn.” namun tanngannya berkata lain, tangannya memegangi kepalaku yang asyik menyedot dan memainkan putting susunya, seakan didekapnya, tidak mau dilepaskan
Setelah puas dengan buah dadanya aku dorong dia ke tempat tidur dan mulailah menjelajah vaginanya uhh.. bersih bro vaginanya (ye..abis mandi, gimana gak bersih. dengan gemas Aku lahap dan Aku isep bibir meqinya, kadang Aku sedot. Sania meracau gak jelas
“ehmmm pakk…teruss..pak” sudah banyak cairan bening memenuhi rongga meqinya, dan lidah Aku terus bermain di dalam meqinya sambil tangan Aku berusaha untuk membuka celana Aku sendiri.
Mr. P Aku udah tegang dari tadi, setelah Aku lihat Sania udah horny banget, pelan pelan Aku pasang pengaman di Mr. P Aku dan Aku tempelin Mr.P Aku ke Miss V nya perlahan-lahan Aku masukin, ternyata walau udah banyak cairan susah juga Bro…maklum perawan hehehe…, kirain reaksi Sania nggak mau, ternyata karena udah horny kali ya, dia malah Bantu ngepasin Punya Aku ke Ms. V nya.
“Pak…sakit pak, perihh…”
“iya sakit sedikit, ntar juga enaknya banyak”
Akhirnya dengan perjuangan keras bobollah keperawanan Sania, beserta lumatan bibir Aku ke bibirnya yang seksi itu, Mr. P Aku maju mundur tak kenal lelah,
“Gimana sekarang udah enak kan?”
“Hhee.. ehh….”
Beberapa menit kemudian.
“Pak .. eh.. Pak….saya…saya mau Pipis “ sambil merem melek akhirnya kakinya mengejang dan tangannya mencegkeram pundak Aku keras banget.
Sania mencapai orgasme, mungkin untuk yang pertama kalinya. Dan Aku lihat dia lemas, tapi Aku gak perduli Aku kocok terus Mr. P Aku di dalam meqinya yang udah banyak cairan bercampur darah.
“Ampun pak…ampunn…Sania capek”
“Sebentar lagi sayang…” nggak sadar Aku ngomong sayang biasanya cuam ke bini,
Tidak lama berselang Aku juga mencapai Orgasme.
“Surt… Bapak juga dah mau keluar nehhh…”
“Ehmmm… crot..crot”
Seluruh badan Aku
lemas, dan Aku rebah disamping Sania yang kelihatan menangis.
“Pak… Sania takut nih”
“Tenang…kamu gak bakalan hamil kok, dan nggak bakalan ada yang tahu…”
Hari berganti hari, perbuatan kayak gini Aku ulang setiap ada kesempatan dan Sania dengan rela sekarang ngelayanin Aku, dan yang pasti Aku selalu siap pakai pengaman demi keamanan Rumah tangga Aku juga tentunya.
Gaji yang Aku janjiin juga nggak lupa Aku tepatin, jadi lah Sania pengasuh yang multi fungsi, bisa ngasuh anaknya dan Bapaknya