Cerita Dewasa - Mesum Hadiah Sahabat

Vipbandarq - Disebuah Kota yang sejuk dan indah disitulah aku tinggal, saat itu usiaku baru 18 tahun, aku sekolah disebuah SMA swasta dikotaku, kegiatanku selain sekolah aku juga suka berolah raga, maka tidak aneh jika postur badanku atletik sebut saja namaku Sukro.




Kisah ini dimulai saat aku menginap di rumah seorang tetangga sebelah rumahku, dia seorang ibu dengan 2 orang anak suaminya seorang wiraswasta yang kadang jarang pulang ke rumah, sebut saja namanya Neng Marta, malam itu aku diminta menginap dirumah orang tuanya Neng Marta yang letaknya tidak jauh dari rumahku mengingat orangtuanya sedang pergi keluar kota dan kebetulan malam itu ada siaran langsung pertandingan sepakbola yang memang menjadi hobbyku makanya aku mengiyakan saat Neng Marta memintaku untuk menginap di rumah orangtuanya, memang hubungan keluargaku dengan Neng Marta sudah seperti saudara jadi dia nggak segan-segan meminta pertolongan padaku.
Malam itu saat aku sedang asik menonton per tandingan sepakbola, dia datang dengan anaknya yang masih kecil umurnya kira-kira 2 tahun.
“ Lagi nonKron apa Kro ?” Tanya dia padaku
“ Biasa Neng” jawabku sambil terus menonton pertandingan di televise
“ kamu udah maka Kro?” tanyanya lagi padaku
“ sudah Neng, tadi sebelum kesini saya makan dulu “ jawabku lagi
“oh…”,
“ ya udah kalo begitu,Neng tiduMarta lia dulu ya” kata Neng Marta padaku sambil membawa anaknya ke kamar,
“ Oh, iya Kro, nanti kamu tidur di kamar depan aja ya” kata Neng Marta sebelum masuk kekamarnya. “ iya, Neng “ jawabku singkat.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, sebentar lagi pertandingan sepakbola akan segera selesai, tiba-tiba Neng Marta keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian tidur yang memperlihatkan lekukan badannya.
“kamu belum tidur, Kro ? “ Tanya Neng Marta padaku.
“ belum Neng, sebentar lagi “ jawabku sambil aku mencuri pandangan kea rah Neng Marta yang tampak begitu menggoda hasrat kelelakianku.
“ Neng sendiri belum tidur ?” tanyaku pada Neng Marta
“ Neng, gak bisa tidur Kro… gak tau kenapa ? “ jawab Neng Marta padaku
“Neng boleh temenin kamu disini Kro ?” Tanya Neng Marta
“ nanti kalo Neng udah ngantuk baru Neng tidur “ lanjutnya.
“ Boleh dong Neng, “ jawabku
Malam itu aku habiskan waktu dengan mengobrol dengan Neng Marta, saat aku ngobrol sesekali aku memperhatikan lekuk badan Neng Marta yang menggodaku walaupun dia sudah mempunyai 2 orang anak tapi dia pandai merawat tubuhnya sehingga terlihat masih segar, apa lagi kedua buah dadanya yang berukuran cukup besar yang selalu tidak pernah lepas dari pandanganku saat aku mengobrol dengannya. Malam semakin larut akhirnya aku tak kuasa menahan hasrat kelelakianku, aku takut Neng Marta tau apa yang sedang aku rasakan dan aku bayangkan, aku nggak mau Neng Marta marah.
“Neng, udah malam”,
“ saya tidur dulu ya…” kataku sambil beranjak dari tempat dudukku.
“ emang kamu udah ngantuk ya, Kro ? “ Tanya Neng Marta padaku
“ iya Neng”.
“ lagian nanti pagi saya harus latihan Neng “ jawabku
“ ya udah kalo begitu “ jawab Neng Marta singkat.
Malam itu aku tidur dikamar depan, hayalanku melayang dan membayangkan apa yang aku lihat saat aku ngobrol sama Neng Marta tadi. Malam itu kebetulan hujan turun di daerahku menambah suasana mendukung hayalanku tentang Neng Marta, andai saja Neng Marta mau malam ini tidur denganku, semakin aku menghayal semakin hilang rasa ngantukku padahal sudah hampir 2 jam aku berada di kamar, tapi rasa ngantuk itu gak kunjung datang juga.
Saat aku menghayal tentang Neng Marta, nggak tau setan apa yang menghampiriku sehingga aku berani melangkahkan kakiku menuju kamar Neng Marta, sesampainya aku didepan kamar Neng Marta aku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya, ternyata pintunya tidak di kunci, setelah pintu terbuka aku beranikan diri masuk ke kamar Neng Marta dengan perasaan yang nggak karuan antara nafsu dan takut, aku dekati tempat tidur Neng Marta, disana aku lihat Neng Marta sedang tertidur dengan pulas dan disampingnya anaknya yang berumur 2 tahun juga tertidur disisinya.
Aku tertegun beberapa saat memperhatikan tubuh indah yang ada di hadapanku, ingin rasanya aku menjamahnya tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukannya karena aku takut Neng Marta marah padaku. Dengan hati berdebar-debar aku beranikan diri membangunkan Neng Marta yang sedang tertidur
“ Neng….Neng Marta “ kataku sambil menyentuh kakinya. Mendengan suaraku Neng Marta terbangun dari tidurnya, ia sepertinya kaget karena aku sudah ada di dalam kamarnya.
“ ada apa Kro?” tanyanya sambil kebingungan.
“ saya nggak bisa tidur Neng “ jawabku dengan suara bergetar menahan nafsuku.
“kamu mau tidur disini ?” Tanya Neng Marta sambil menggeser posisinya.
“ lia gimana Neng ?” tanyaku dengan perasaan yang gak karuan.
“ Emang kamu mo ngapain Kro?” Tanya Neng Marta dengan suara yang agak meninggi dan rasa takut. Mendengar pertanyaan itu aku langsung pergi meninggalkan kamar Neng Marta dengan perasaan bersalah dan takut Neng Marta marah. Sesampainya aku di kamarku aku rebahkan diriku di tempat tidur, aku menyesali apa yang sudah terjadi tadi tapi tetap saja bayangan tubuh Neng Marta tetap mengodaku sampai akhirnya aku tertidur lelap.
Pagi hari saat matahari mulai menyapa, aku terbangun dan langsung mengarahkan kakiku kea rah kamar mandi yang terletak di dekat dapur, saat aku melintas aku melihat Neng Marta sedang menyiapkan sarapan pagi. “ udah bangun Kro ?” Tanya Neng Marta mengagetkanku. “ ehhh.. udah Neng” jawabku dengan suara gugup, sambil terus berlalu menuju kamar mandi. Sesampai dikamar madi aku bergegas mandi dank arena aku sudah tidak sanggup menahan hasrat nafsuku maka aku melakukan o**ni maka tumpahlah lahar panas pagi itu di kamar mandi.
Selesai mandi aku bergegas kekamarku untuk segera pergi latihan dengan menahan rasa malu dan bersalah.
“Neng, saya pamit ya” kataku pada Neng Marta yang saat itu masih asik di dapur.
“ saya mau latihan dulu Neng “ kataku lagi.
“ loh, kamu nggak makan dulu Kro ?” Tanya Neng Marta padaku.
“makasih Neng”.
”udah terlalu siang” kataku sambil menuju keluar.
“ ya udah ati-ati perginya ya” kata Neng Marta.
“ya, Neng” jawabku singkat.
“makasih ya Kro” katanya lagi sambil memperhatikanku keluar dari rumahnya, aku hanya mengangguk tanpa berani menatapnya.
Seminggu setelah kejadian itu, aku sering kali menghindar untuk ketemu dengan Neng Marta, aku merasa malu atas apa yang aku lakukan waktu itu. Di suatu siang saat keluargaku sedang tidak ada di rumah tiba-tiba pintu rumahku diketuk oleh sesorang dari luar. Aku bergegas membukakan pintu, aku pikir orang tuaku pulang dari undangan, saat pintu aku buka. Aku terkejut ternyata yang datang adalah Neng Marta.
”ehh..Neng” kataku sambil menahan rasa malu.
“ kamu kemana aja Kro?”Tanya Neng Marta. Aku tidak menjawab.
“masuk Neng” kataku sambil mempersilahkan Neng Marta masuk. Neng Marta melangkah masuk kerumahku.
“pada kemana Kro?”.”kok sepi” Tanya Neng Marta.
“lagi pada pergi ke undangan Neng” jawabku singkat. Neng Marta duduk di kursi sopa di hadapanku .
”Kro….kamu marah sama Neng ya?” Tanya Neng Marta padaku.
“marah kenapa Neng?” tanyaku dengan perasaan bingung.
“ akhir-akhir ini kamu selalu menghindar untuk ketemu Neng kan?” tanyanya lagi. Aku terdiam
“ nggggak kok Neng” jawabku.
“kalo nggak, kenapa setelah kejadian yang kamu nginep di rumah orang tua Neng kamu selalu mnghindak ketemu Neng?” Tanya Neng Marta.
“saya malu Neng”.”saya minta maaf, kalo saya udah lancang masuk kekamar Neng”.
”saya takut Neng marah” jawabku sambil tertunduk malu.
”kamu ini aneh Kro” kata Neng Marta sambil tertawa
“masa begitu aja Neng marah sih” kata Neng Marta lagi.
“emang apa sih yang kamu mau dari Neng?” Tanya Neng Marta padaku. Mendengar pertanyaan itu aku memandang Neng Marta dengan pandangan tajam.
“loh kok malah bengong !!!“ kata Neng Marta lagi yang mengejutkaku. Aku hanya tersenyum .
“ kapan kamu mau nginep lagi?” Tanya Neng Marta lagi.
“nggak tau Neng” jawabku singkat. Sedang asik-asiknya kami mengobrol tiba-tiba ibuku pulang “ehhh…ada Neng Marta” sapa ibuku .
“ dah lama Neng ?” Tanya ibuku.
“ iya…tante”.
“ tadi sih tante” jawab Neng Marta singkat.
“ ini tante, saya mau minta Krolong sama Sukro buat jagain rumah mama lagi mala mini “ kata Neng Marta pada ibuku.
“ ohhhh… boleh aja “ jawab ibuku. Setelah itu kami ngobrol banyak hal sampai akhirnya Neng Marta pamit pulang dan sebelum pulang Ia sempat mengingatkan aku untuk menjaga rumah ibunya dan memberikan kunci rumah kepadaku.
Cerita HOt TerbaruCerita Hot, cerita hot terbaru, cerita hot 2016, cerita hot juli 2016, cerita hot nyata, cerita hot nyata 2016, cerita hot juli 2016, Cerita Hot 2016
Malam itu aku tidur di rumah orang tuanya Neng Marta, suasana malam yang begitu dingin ditambah hujan Martatik-Martatik membuat suasana hening. Untuk melepas rasa sepiku aku mencoba mencari hiburan dengan menonKron televisi, tapi setelah beberapa kali aku cari acara yang menarik untuk aku KronKron ternyata nggak ada yang menarik maka aku putuskan untuk menonKron video yang ada di Laptopku, kebetulan di Laptopku banyak sekali video yang dapat mengusir penatku. Satu demi satu video blue yang ada di Laptopku aku putar tanpa aku perhatikan keadaan disekitarku karena aku pikir aku hanya sendirian di rumah itu. Tapi tiba-tiba
“ Sukro…… “ suara itu mengejutkan aku. Aku terkejut dan memalingkan muka ke arah suara itu. Ternyata Neng Marta sudah berdiri di depan pintu kamarku.
“ loh..kok Neng bisa masuk sih “ tanyaku pada Neng Marta
“ kan pintunya udah saya kunci Neng?” tanyaku lagi. Neng Marta hanya tersenyum
“ Neng jugakan punya kunci rumah ini Kro “ jawab Neng Marta.
“Neng udah lama ?” tanyaku pada Neng Marta.
“ iya…” jawab Neng Marta singkat. “kamu lagi nonKron film apa Kro” Tanya Neng Marta padaku.
“ini Neng…” jawabku sambil malu-malu. Neng Marta berjalan mendekati meja dimana Laptopku diletakkan.
“ ohhhhhhh….” Ujar Neng Marta. Sampil terus memperhatikan adegan yang terjadi dalam film di Laptopku. “kamu suka nonKron film gituan ya Kro” Tanya Neng Marta sambil duduk di samping tempat tidur. “ iya…Neng “ jawabku polos. “kalo Neng suka juga?” aku balik bertanya sama Neng Marta. “ sapa sih yang gak suka nonKron film begituan” jawab Neng Marta. “ tapi Neng lebih seneng praktekinnya” kata Neng Marta sambil tertawa nakal. “ ahh..Neng bisa aja “ jawabku sambil memandang kearah Neng Marta. Akhirnya kami berdua ngobrol tentang banyak hal terutama tentang seks ternyata Neng Marta suka juga membicarakan masalah yang satu ini, makin lama obrolan kami makin seru dan tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. “Neng..gimana hubungan seks Neng sama om Doni” tanyaku dengan berhati-hati.
Neng Marta menarik napas panjang “ Neng nggak mau cerita itu Kro” jawabnya. “ loh..emang kenapa?” tanyaku. Akhirnya setelah beberapa saat Neng Marta mau juga menceritakan hubungannya dengan om Doni suaminya, dia bercerita bahwa hubungannya baik-baik aja hanya beberapa bulan belakangan ini Neng Marta merasakan hubungannya dengan om doni kurang greget tidak seperti sebelum-sebelumnya . aku mendengarkan cerita Neng Marta dengan seksama. “Neng, kalo saya denger cerita Neng tadi rasanya Neng ama om doni harus mencari vareasi dong” saranku. “ jangan gitu-gitu aja” ujarku lagi.”gitu-gitu aja gimana maksudnya?” Tanya Neng Marta. “ ya.. gitu “. “ saya nggak bisa jelasin Neng” jawabku dengan nada gugup. “maksud kamu Neng harus nonKron film dulu?”. “ atau vareasi posisi berhubungan gitu?” Tanya Neng Marta. “ ya…mungkin itu salah satu yang bisa membantu Neng ama om doni supaya lebih hot lagi “ jawabku nakal. “ kamu bisa aja Kro” kata Neng Marta. “ kaya kamu udah pengalamn aja” kata Neng Marta lagi sambil tersenyum. “ ada saran lain gak ?” Tanya Neng Marta. Aku tersenyum “ maaf ya Neng mungkin saran saya ini konyol “ kataku. “ Apa?” Tanya Neng Marta penasaran. “ Mungkin Neng harus coba ama orang lain “ kataku. “ maaf ya Neng, jangan marah”.”inikan Cuma saran” ujarku lagi.

Neng Marta terdiam. Mungkin dia sedang memikirkan matang-matang saranku tadi.
“tapi dengan siapa Neng harus melakukannya Kro?” Tanya Neng Marta
“siapapun pasti mau Neng, soalnya Neng kan masih cantik, seksi lagi “ jawabku nakal
“ kamu bisa aja Kro “. Kata Neng Marta sambil tersipu manja.
“ kalo Neng pilih kamu, kamu mau nggak?” Tanya Neng Marta.
Aku terkejut mendengar pertanyaan itu. Padahal dalam hatiku itulah yang aku inginkan. Tapi aku berusaha jual mahal . “ loh…kenapa harus saya Neng ?” tanyaku.
Neng Marta menarik napas panjang. “ ya..udah lupain aja Kro…” jawab Neng Marta sambil beranjak dari duduknya. “ Neng tidur dulu ya.” Katanya. “ slamat malam Kro” ujarnya lagi.
Aku terdiam dan terpaku dan tidak menjawab apa yang Neng Marta ucapkan. Aku hanya memandang berlalunya Neng Marta di hadapanku dan keluar dari kamarku.
Aku merasa menyesal kenapa tidak aku iyakan aja pertanyaan Neng Marta tadi. Hayalanku melambung jauh membayangkan kami berdua bercinta, bergumul dan saling meregang. Ohhhh indahnya jika terwujud gumanku dalam hati.
Karena aku merasa haus aku melangkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil segelas air minum, sesampainya didapur aku terkejut karena aku melihat Neng Marta ada disana sedang mengambil air minum juga. Tetapi yang membuat aku terpesona adalah Neng Marta hanya menggunakan kaos putih yang tipis tanpa menggunakan bawahan.
“ Neng….” Kataku.
“ ehhh…kamu Kro “ katanya. “ mo ambil minum ya?” tanyanya lagi
“ iya …Neng “ jawabku sambil terus memperhatikan tubuh Neng Marta yang terlihat menggodaku
Aku melangkahkan kakiku mendekati Neng Marta. Pikiranku sudah tidak karuan antara hasrat dan takut. Tapi aku beranikan diri untuk lebih dekat dengan Neng Marta. Saat sudah dekat entah kenapa keberaniaku timbul lebih besar untuk memeluk Neng Marta.
“ Neng….boleh saya minta sesuatu, Neng ?” tanyaku
“ kamu mau minta apa Kro “ tanyaku
“ boleh saya peluk Neng “ tanyaku
Neng Marta tersenyum. “ sini …” katanya sambil mengulurkan kedua tanganya ke arahku.
Tanpa pikir panjang aku peluk Neng Marta dengan eratnya. Dan tanpa aku sadari kemaluanku ternyata sudah tegang. Dengan sedikit keberanian aku kecup kening Neng Marta dan diapun terbawa suasana itu. Neng Marta memejamkan matanya. Tanpa menunggu waktu lama aku kecup bibir dan aku lumat habis bibir Neng Marta yang terlihat sangat menikmati permainanku, aku telusuri rongga mulutnya dengan lidahku….dan diapun membalasnya dengan nafsunya yang membara.
Tidak hanya disitu, tanganku mulai beraksi meremas kedua buah dadanya yang monKrok. Diapun mendesah “ ahhhhhh….Sukro “ desahnya. Aku tidak peduli aku coba singkapkan kaos yang dia gunakan aku masukkan tanganku ke celana dalamnya, aku elus kemaluannya. Ternyata sudah basah. “ ohhhhh.. Sukro kamu nakal “ desahnya lagi. Aku makin bernapsu. Aku angkat kaos yang dipakain Neng Marta ternyata dia tidak menggunakan BH langsung aku isap putingnya yang selama ini menggoda imanku, aku lumat putingnya, aku isap. “ ooohhhhh….sukroooo” desahnya membuat napsuku semakin membara.
“ Neng, aku sayang Neng” kataku
“ mmmmhhhmmmm ….” Desahnya tanpa bisa mnjawab
“ Kro…. Jangan disini, dikamar aja ya “ ajaknya padaku
Akupun mengikuti kemauannya menuju kamarnya.
Sesampainya dikamarnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, aku langsung lucuti kaos yang dipakai Neng Marta dan sedikit memaksa aku pelorotkan celana dalam yang dipakainya.
“ sabar dong Kroooo “ kata Neng Marta
Aku tidak pedulikan perkataan Neng Marta, aku dorong dia ke tempat tidur aku buka kakinya dan aku jilat kemaluannya dengan lidahku. “ uhhhh….ssstttt… ohhhhhh “ desahnya
Aku terus mempermainkan lidahku di dalam kemaluannya, ia menggelinjang penuh kenikmatan dan setelah beberapa saat aku mempermainkan lidahku dikemaluannya ia menekan kepalaku sehingga aku makin terpendan di dalam kemaluannya.
“ ohhhh…Sukrooo….yesssss…terussssss Krooooo “ desahnya penuh napsu
“ ohhhhh….ssssssSSSSssss….Sukro kamu nakal “ ujarnya
Akhirnya aku merasakan ada cairan manis yang keluar dari kemaluannya, aku tidak berhenti dan terus menjilat dan menghisapnya.
“ Kro…udah sayang, gentian ya “ kata Neng Marta
Akupun menghentikan kegiatannku. Neng Martapun duduk di atas tempat tidur dan ia menariku untuk lebih mendekat. Tanpa ragu-ragu ia membuka celanaku dan tanpa kemaluanku yang sudah menegang
Ia mengusap kemaluanku dengan lembutnya dan akhirnya ia mengulumnya dengan penuh napsu
“ ohhh… Neng…..SSsssss “ desahku
Dia terus mengocok kemaluanku, Neng Marta memang sudah berpengalaman dengan hal ini.
“ ohhhhh….yesssssss “ desahku lagi
“ mmmmhhhhmmm…. “ desahnya
“ Neng udah, Neng “ kataku
Neng Martapun menghentikan kegiatannya.
“ aku masukin ya Neng “ pintaku dengan penuh napsu
Neng Marta nggak menjawab ia hanya mengangguk tanda setuju.
Maka dengan bantuan tangannya aku arahkan kemaluanku kea rah kemaluannya. blesssssssssssssssssssss, Neng Marta sedikit tersentak sambil menyerang Martagai….bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess ooohhh bleess bleess bleess aku tarik ulur penisku keluar masukandalam kemaluan Neng Marta……..
“ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh “ desahan panjang keluar dari mulut Neng Marta
Setelah puas dengan gerakan tadi aku lanjutkan pergerakan ku, kulipat kakinya keatas sehinga aku merasakan kemaluannya menyempit kugoyang kemaluanku dengan penuh napsu….srelp srelp srelp sreppppp kutahan dan ku putar kemaluanku dalam kemaluannya…
“mbaaaaaaaaaaaaakkk aku…oooohhhh”. cretttttttttt cretttttt crettttttttt “ ooohhh “ Neng Marta memeluku dengan erat
“oooooohhhhhh….” dia juga berteriak ternyata dia juga merasakan lahar panas tumpah dari dalam kemaluannya.
Tubuh kami basah oleh ke Martagat, kami pun saling berpandangan dan tersenyum tanda suka dan gembira.
“ Sukro, makasih ya “ katanya
“ makasih apa Neng?” tanyaku
“ kamu udah memberikan kepuasan sama Neng “ katanya
Aku hanya tersenyum. Dan akhirnya malam itu kamipun tidur berdua dengan tanpa sehelai benang pun. Dan kami ulangi beberapa kali hubungan itu layaknya suami istri.
Setelah kejadian itu, kami selalu menyempatkan untuk melakukannya baik itu dirumah Neng Marta, dirumah orang tuanya malah sempat waktu itu karena Neng Marta tahu dirumahku hanya ada aku ia memintaku untuk melayaninya dikamarku. Dan sejak hubungan gelapku dengan Neng Marta aku sering mendapat tambahan uang saku untuk sekolahku.