Cerita Dewasa - Anak Tetanggaku Begitu Nikmat

Vipbandarq - Minggu sore hampir pukul empat. Setelah melihat CD dewasa sejak pagi kemaluanku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini ingin segera disarungkan ke kemaluan. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya gawe menikahkan anaknya. anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di kasur. Tetepi kemaluanku tetep tak berkurang reaksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya.

http://vipbandarq.com/?ref=sphinx88


“Wah gawat gawat nih. Ga ada sasaran lagi. Salahku sendiri melihat CD dewasa seharian”, gumamku.
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetepi ketika ada video klip musik barat agak seronok, kemaluanku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan aja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yg belum ada obatnya sampai sekarang.
Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyebadani istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap.
“Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yg belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Spontan aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Husna bocah tetangga mendekat.
“Selamat sore om. Bibi ada?”
“Sore.. oo Bibimu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngobrol ada keperluan apa”, kataku ramah. ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di bangku kosong sebelahku.
“Nah, ada perlu apa dengan Bibimu? Mungkin om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan wanita yg mulai mekar itu.
“itu om, Bibi janji mau minjemin tabloid terbaru..”
“Tabloid apa sich?”, tanyaku. Mataqu tak lepas dari dadanya yg terlihat mulai menonjol. Wah, udah sebesar bola tenis nih.
“Apa aja. Pokoknya yg terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalem. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting bokong di bangku.
Husna segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan tabloid di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa badannya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau aja bisa menikmati badan yg mulai berkembang itu.
“Ga ada om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Bibimu. Cari aja di sana”
Selama ini aqu tak begitu memperhatikan bocah itu meski sering main ke rumahku. Tetepi sekarang, ketika kemaluanku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari bocah tetanggaqu itu ibarat buah mangga yg mulai masak. Mataku mengikuti Husna yg tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di kupingqu,
“inilah kesempatan bagi kemaluanmu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan bocah tetanggaqu sendiri? Persetan dengan itu semua, yg penting hasratmu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Husna. Di dalem kamar kulihat bocah itu berjongkok membongkar tabloid di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
“Udah ketemu Hus?” tanyaku.
“Belum om”, jawabnya tanpa menoleh.
“Mau lihat CD bagus ga?”
“CD apa om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Husna tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir kasur. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih om?”
“Lihat aja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetep santei dan tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang berhubungan badan.
“Bagus kan?”
“Ini kan film dewasa om?!”
“Iya. Kamuh suka kan?”
Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan panas berlangsung, tetepi tak berusaha memalingkan pandangannya. Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk wanita itu dari belakang.
“Kamu ingin begituan ga?”, bisikku di kupingnya.
“Jangan om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yg melingkari lehernya. Kukecup sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau ga gituan sama om? Kamu belum pernah kan? Enak lho..”
“Tapi.. tapi.. ah jangan om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
“Tenang.. tenang.. Ga sakit kok. om udah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar kemaluannya, dia mengerang. Terlihat hasratnya udah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di kasur tetepi kakinya tetep menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yg masih dibalut celana warna hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetepi aku tak peduli. Malah celana dalemnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aqu terpana melihat pemandangan itu.vipbandarq.com Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu kemaluannya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yg sempit. Wah masih virgin dia. Husna terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalem dan lebih keras lagi.
“Oke Hus” Maka lidahku pun makin dalem menggerayangi dinding kemaluannya yg mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali klimaks. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yg masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan menkecup putingnya yg kecil.
“Ahh..” keluh wanita itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yg mungkin baru sekarang dia rasakan.
“Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Iii.. iya om. Tapi..”
“Kamu pingin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke kasur. Kini dia terlihat telentang pasrah. Kemaluanku pun udah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di kemaluannya.vipbandarq.com Setelah kebasahannya kuanggap cukup, kemaluanku yg telah tegak kutempelkan ke bibir kemaluannya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Husna makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yg masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalem. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala kemaluanku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia terlihat menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil menggecup bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aqu akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetep kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher kemaluanku mulai masuk.
“Auw.. sakit Oom..” Husna menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang kemaluannya terbiasa menerima kemaluanku yg berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya..
“Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa kemaluanku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.Gelora birahi
Aku meremas-remas buah dadanya dan mengkecupi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot bocah itu.

“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas badannya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyebadani wanita itu. Berkali-kali dia klimaks. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Ga sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang badannya habis-habisan sebelum air maniku muncrat membasahi perut dan buah dadanya. Betapa nikmatnya menyebadani perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
“Gimana? Betul enak seperti kata om kan?” tanyaku sambil memeluk badannya yg lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks.
“Tapi takut Oom..”
“Ga usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil” Aku ketawa.
“Kan air mani om nyemprot di luar kemaluanmu. Ga mungkin hamil dong” Kuelus-elus rambutnya dan kukecupi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku.
“Kalau pingin enak lagi bilang om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD”.
“Kalau ketahuan Bibi gimana?”
“Ya jangan sampai ketahuan dong”
Beberapa saat kemudian hasratku bangkit lagi. Kali ini Husna kugenjot dalem posisi menungging. Dia udah tak menjerit kesakitan lagi. Kemaluanku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani anak tetangga.